Jumat, 25 Maret 2016

Nama-nama istri nabi muhmmad

Kita tahu bahwa Nabi Muhammad beristri dua belas . Semuanya janda kecuali satu perawan, yaitu Aisyah. Mereka kita kenal sebagai Umahatul Mu’minin, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an. Kemuliaan dan ketinggian serta kesucian mereka sudah tidak asing lagi, baik dalam pandangan Allah maupun di mata umat Islam.




Seperti telah disinggung sebelumnya, istri-istri Rasulullah ditempatkan di rumah atau kamar-kamar khusus bersebelahan dengan masjid yang dikenal dalam al-Qur’an dengan sebutan al-Hujuraat(kamar-kamar), yang kemudian menjadi nama bagi sebuah surat. Rasulullah berlaku adil terhadap mereka dalam hal nafkah lahir maupun batin. Diriwayatkan dari Aisyah,

Jika Rasulullah mau bepergian, beliau mengundinya. Barangsiapa yang keluar namanya, dialah yang mendampingi beliau. (Beliau) menggilir mereka bergantian setiap malam dan setiap hari.” (H.R. Muslim)

Anas bin Malik menceritakan, “Rasulullah mempunyai sembilan istri. Pada giliran seorang di antara mereka, istri-istri yang lain datang ke rumah istri yang mendapat giliran itu untuk bercengkrama. Aisyah biasanya berkata, ‘Ini Zainab, ini Shafiyyah, dan seterusnya.’” (Muttafaq ‘alaih). Rasulullah juga selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah sehingga setiap malam beliau selalu membangunkan istri-istrinya untuk shalat malam. Beliau memperhatikan perintah Allah,

Dan suruhlah olehmu keluargamu untuk shalat dan bersabarlah untuk itu. Kami tidak minta rezeki kepadamu, melainkan Kami yang memberi rezeki. Dan akhir dari sesuatu adalah bagi orang yang bertakwa.”(Qs. Thaahaa: 132)

Diriwayatkan oleh Aisyah, “Rasulullah sedang shalat, dan aku tidur telentang di sampingnya, kemudian aku dibangunkan untuk shalat.” (H.R. Bukhari)

Bahkan, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad sangat menganjurkan agar suami istri saling membangunkan untuk shalat, walaupun harus membangunkannya dengan percikan air. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh beliau, “Allah merahmati suami yang bangun malam lalu shalat, kemudian membangunkan istrinya untuk shalat. Kalau tidak mau bangun, wajahnya ditetesi air. Begitu juga sebaliknya, istri membangunkan suaminya untuk shalat malam.” (H.R. Ahmad)
5

Selain itu, Nabi Muhammad juga sangat memperhatikan penampilan agar tampak menawan. Beliau selalu memakai minyak wangi, membawa sisir, dan siwak, serta selalu berhias kalau mau ke masjid. Karena bagaimanapun, penampilan jasmani (luar) akan membantu kebersihan ruhani. Beliau selalu menganjurkan siwak dan parfum sebagaimana dalam sabdanya, “Sekiranya tidak memberatkan umatku, niscaya kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.”(H.R. Muslim)

Sebagaimana diceritakan oleh Hudzaifah, Nabi Muhammad setiap bangun tidur selalu bersiwak (H.R. Muslim). Begitu juga ketika hendak masuk rumah, beliau tidak lupa bersiwak sebagaimana yang diriwayatkan oleh Syuraih bin Hani dari Aisyah (H.R. Muslim). Selesai bersiwak, sambil masuk rumah, beliau berdo’a, “Dengan nama Allah aku masuk, dan dengan nama-Nya aku keluar, dan kepada-Nya aku bertawakal.” Kemudian beliau mengucapkan salam kepada keluarganya.”(H.R. Abu Daud)
                                              NAMA -NAMA ISTRI NABI MUHMMAD 

1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.
2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.
3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.
4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.
5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.
6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.
7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).
8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.
9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.
10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.
11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.
12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.
   Semoga informasi ini bermanfaat. Amin 

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html