Rabu, 16 Maret 2016

kisah Nabi muhmmad. Di masa kanak-kanak.

     Segala puji bagi Allah, Tuhan yang telah mengutus para rasul dan para Nabi sebagai pembawa berita gembira kepada seluruh umat.
      Semoga rahmat dan kesejantaran dilimpahkan kepada Nabi dan Rasul yang terakhir, Muhmmad, para keluarganya, sahabat, serta para pengikutnya sampai hari kemudian.
         
                               NABI MUHMMAD. DI MASA KANAK-KANAKNYA
     
               
                 Menurut suatu riwayat, setelah Muhmmad dilahirkan, maka Muhmmad disusi oleh ibu nya hanya beberapa hari saja. Tsuwaibah, bujang perempuan Abu lahan menyusui Muhmmad selam 3 hari. setelah itu kakeknya Abu Muthalib menyerahkan Muhmmad kepada seorang ibu desa yang bernama Halimah Sa'diyah istri Haris dari kabilah Banu sa'ad.

             Awal mulanya Halimah enggan untuk menyusukan Muhmmad, karena Muhmmad adalah anak yatim sedangkan Halimah tergolong keluraga miskin. ia hawatir tidak bisa Metawat Muhmmad dengan baik. Namun demikian berkat dorongan suaminya, maka diambilah Muhmmad dari pangkuan Aminah. Aminah dan kakeknya, Abdul Muthalib pun dengan senang hati melepaskannya.
                Halimah pada waktu itu kebetulan baru saja melahirkan seorang anak laki-laki, mujur benar bagi Muhmmad mendapatkan saudara sepersusuan laki-laki juga. Menurut pengakuan Halimah pada saat ia baru meletakan Muhmmad di pangkuannya, ketika mereka sampai di tempat persinggahan untanya, ia (Muhmmad) terus menyusu sepuas-puasnya demikian pula anak kandungnya sendiri dapat menyusu sekenyang-kenyangnya, padahal sebelumnya Halimah merasa telah k/ehabisan air susunya.
               Setibanya di rumah, mulailah mereka merewat dengan sebaik-baiknya. Halimah dan Hartis amat sayang dengan bayi asuhannya itu. Lama-kelamaan mereka merasakan bahwa anak yatim dari kota itu telah membawa kebahagian kedalam rumah tangga mereka. Meraka mempunyai 4 orang anak kandung, seorang diantaranya bernama Dimrah. keempat anak kandungnya itu ternyata amat sayang kepada saudara sepersusuannnya itu.
              Sesuai dengan pengamatan Halimah, anak itu lain dari pada yang lainnya , sejak kecil ia mempunyai keistimewaan yang tidak terdapat pada bayi-bayi lainnyab, pertumbuhan badannya begitu cepat, Halimah menyaksikan sendiri pada umur 5 bulan Muhmmad pandai berjalan dan pada umur 9 bulan sudah pandai bicara lancar, lalu pada usia 2 tahun sudah bisa menggembalakan kambing bersama saudara-saudara sepupunya.
              pada kesempatan lain Halimah dan Harits memperhatikan pula bahwa dari wajah anak asuhannya itu memancarkan cahaya yang luar biasa. setiap kali ia dibawa keluar ada mega putih bersih yang memayungi dan mengikutinya kemana saja anak itu di bawa. pada petang hari mega itu menjadi hujan, hingga daerah pengembalaan mereka senastiasa hijau, ternaknya sekarang menjadi gemuk-gemuk dan banyak memberi susu. Mereka sekarang bisa kini tibalah saatnya, tak terasa Halimah harus berpisah dengan anak yatim yang sekarang jadi jatung hatinya. sesuai perjanjian dia akan mengantar Muhmmad kembali kepangkuan ibu nya, Aminah setelah mencapai umur 2 tahun. Namun demikian karena ibunya merasa khawatir akan terjangkit penyakit menular yang pada saat itu sedang merajalela di kota Makkah maka beberapa saat kemudian Muhmmad dititipkan kembali pada Halimah.hidup dalam serba kecukupan.
           
             yang kedua kalinya Muhmmad dalam asuhan Halimah. itu berati Muhmmad di tangan Halimah selama 6 tahun. setiap pagi purta -putra Halimah bersama Muhmmad pergi ketengah landang untuk mengebalakan kambing. pada saat anak-anak sedang mengebalakan kambing, para Halimah yang bernama Dimrah melihat Muhmmad sedang duduk di atas batu besar. sekonyong -koyong tanpa dikUntuketahui dari mana datangnya tampak ada dua orang yang berpakaian serba putih duduk di samping kanan kiri Muhmmad. kemudian dibukanya baju Muhmmad oleh kedua orang itu, dibelaha dada anak yatim itu. peristiwa ini terjadi ketika Muhmmad berumur 4 tahun.
            Mya di rumah ia menuturkam kejadian itu kepada ibunya seraya berkatan, "Di tempat dimana kami menggembalakan kambing, ada orang mengkap adiku, Muhmmad. jumlah nya 2 dua orang, mereka itu besar-besar dan pakaiannya putih -putih sedang aku tidak mampu memcegahnya.elihat kejadian yang luar biasa itu anak Halimah, Dimrah berlari-lari pulang sambil menagisb, sesampain

          Mendengar berita dari anaknya Halimah menjadi panik dan cemas hatinya, segera ia bergegas-gegas untuk menengok Muhmmad ke tempat penggembalaannya itu. sesampainya di sana, Muhmmad tampak berdiri di depan kemahnya dalam keadaan segar bugar. Dengan napas yang masih terengah-engah Halimah bertanya kepada Muhmmad  "Apa yang telah terjadi terhadap dirimu anakku? "dengan nada tenang Muhmmad menjelaskan tentang kejadian itu seraya berkata, "Tidak apa-apa bu, hanya ada dua orang laki-laki yang orangnya kelihatan masih muda -muda, berpakai rapi dan bagus, mereka menghampirku serabaya memberikan salam kepadaku, lalu mereka berkata, 'Wahai Muhmmad jangan takut, aku tidak akan menyusuhkan dirimu '. selanjutnya mereka membaringakn diriku diatas rumput, dibukannya bajuku dan dibelah dadaku, mereka mengeluarkam sesuatu dari dalam tubuh ku, dadaku dibasahi dengan air lalu mereka memasukan lagi kedalam dadaku dan penutupnya seperti sedikala, sedikit pun aku tidak meraskan sakit, tak ada bekas luka pada dadaku, setelah itu kedua orang tadi kembali ke ufuk yang tinggi sekali dengan kecepatan yang luar biasa dan menghilang di balik awan. "
          Mendengar cerita Muhmmad itu, di satu pihak Halimah merasa banga dan gembira mendapati anak-anaknya itu selamat dari cedera, hatinya semakin yakni bahwa muhmmad itu kelak akan menjadi kebanggan umat manusia tetapi di pihak lain kecemasan hatinya makin menjadi ia merasa khawatir tidak bisa menjaga keselamatan serta keamanan Muhmmad itu, oleh karenanya Halimah berfikir lebih baik mengembalikannya ke ibu kandungnya sendiri, Aminah. Halimah menyerahkan muhammad kembali kepada ibu kandungnya di makkah pada saat muhammad berumur 6 tahun. Kini kegembiraan beralih pada aminah, melihat anaknya kembali kepangkuannya dalam keadaan yang memusakan.
        Sebagai sesorang wanita yang mulia, Aminah berniat hendak menujukan kepada anaknya hubugan kekeluagaan ibu dari bapaknya sekaligus bersiara ke makam ayahnya. ia berangkat ke Madinah bersama budak perempuannya, Ummu Aiman. sesampaingnya di kampung Abwa ketika dalam perjalan pulang kembali ke Makkah dengan tidak sangka-sangka Aminah jatuh sakit dan beberapa kemudian meninggal dunia, innal lillaahi wa innaa ilahi raaji"uun. kini Muhmmad yang baru berumur 6 tahun itu telah menjadi yatim piatu.
        Selesai acara penguburan ibu Muhmmad itu semua orang kembali ke rumah masing-masing, di dekat kubur hanya tinggal Muhmmad dan Ummu Aminan saja, mereka terdiam tak berkata-kata air matanya mengalih membasahi kuburan ibu nya meratapi nasibnya. selanjutnya keduanya meneruskan perjalan ke Makkah lalu Muhmmad diserahkan kepada kakeknya, Abdul Mutalib. Abdul Mutalib amat rahkan sepenuhnya kepada kakeknya, namun demikian hanya berlangsung selama 2 tahun saja.
       DI dalam suatu riwayat diceritakan bahwa ketika Abdul Mutalib dalam keadaan yang sudah kritis, ilarut perasaan kesedihan hatinya ketika menerima cucunya yang dicintai nya itu.
        Pada usia 6 tahun ini, Muhmmad mulai merasa kesepian. pemeliharaan anak yatim piatu ini disea memanggil semua anaknya untuk berkumpul, Abdul Mutalib kemudian menyampaikan waisat kepada mereka seraya berucap, "Wahai anak-anakku kini aku sedang sakit. sakitku adalah sakit tua. Kurasa tak lama lagi aku hidup di dunia ini. Aku sengaja memanggil kalian untuk berkumpul bukan untuk mewariskan harta benda, tetapi aku ingin menitipkam cucuku, Muhmmad kepada kalian. "
       selanjutnya Abu Mutalib menerangkan kepada Muhmmad keadaan pribadi dan watak anak-anaknya satu persatu agar Muhmmad dapat mempertimbangakn siapa di antara mereka yang paling cocok dalam hatinya untuk diikuti dan menyerahkan dirinya. Tak lama kemudian Muhmmad mendekati dan kemudian merangkul Abu thalib. ini berati menandakan bahwa Abu Thalib itulah pilihannya.
        Abu thalib adalah seorang yang sangat mencintai Muhmmad, tak kurang dari kecintaan nenek dan ibunya. Akan tetapi Abu thalib adalah seorang yang miskin, ayahnya, Aby mutalib yang pemurah itu tiada meninggalkan harta pusaka. oleh karena mislkin, ia terpaksa menyerahkan kehormatan menyediakan makan da minum bagi jammah haji di musim hajib. Muhmmad pun terpaksa berusaha untuk dapat meringankan beban pamannya itu, ia menerima upah sebagai imbalan atas jasanya menggembalakan kambing orang.
       nganPada umur 12 tahun, Muhmmad dibawah pamanya ke syiria menyertai para kafilahb, membawa barang daga. sumber-sumber tradisional islan mecertikan tentang seorang biarawan kristen, bahwa di suatu dataran tinggi di syam berdiamlah seorang pendeta bernama Buhairah. pendeta tua itu sudah lama juga melihatb dari jendala rumahnya serombongan kafilah yang dipimpin oleh Abu Thalib. d
perti sekarang itu. Tanpa disadari ia pun berlari-lari menjemput kepala kafilah itu.
       Dipersilakannya rombongan kafilah itu singgah di rumahnya. setelah disajikan makan dan minum bertanyalah pendeta itu kepada Abu Thalib seraya berkata,  "Apa hubugan tuan dengan anak itu? " Lalu Abu Thalib menjawab" DIa anakku ".
      "Tidak mungkin ", sahut Buhariah. "semestinya ayahnya sudah meninggal, dia anak yatim bukan? "
       Terkejut Abu Thalib mendengar ucapan pendeta itu. Lalu ia berkata, "Anak ini kemenakankub, ayahnya sudah meninggal selagi masih dalam kandugan ibunya, kini aku sebagai ganti ayahnya memeliharanya seperti anak kandung sendiri".
       Selanjutnya Buhairah bertanya kepada Muhmmad, "Pernahkah malaikat muncul kepadamu?  Dan pernahkah kamu mengalami mimpi-mimpi ajaib? "
       Dengan polos Muhmmad menyampaikan pengalamannya ketika didatangi malaikat waktu dia Menggembala kambing bersama anak-anak Halimah. Dia juga menceritakan berbagai mimpi ajabi.
       Lebih lanjut Buhariah berkata, "sekarang hilanglah semua ganjalan dalam pikiran dan hatiku. Tak salah lagi engkaulah ruh kebenaraan yang dijanjikan Nabi isa AS. " Lalu Buhairah menyingkap baju Muhmmad seraya berkata" Lihat tanda kenabian yang ada dipunggunya! "Berulang-ulang Buhairah mencium tanda kenabian yang merengkul Muhmmad.  dengan air mata yang berlinang ia berkata lagi, " Semoga umurku dipanjatkan Tuhan untuk menjadi salah seorang pengikutmu. "
      Ketika hendak pamit, Buhairah berpeaan kepada Abu Thalib, "Saya berhadap tuan berhati-hati benar menjaga dia, saya yakin dialah Nabi terakhir Zaman yanh telah lama ditunggu-tunggu oleh umat manusia.
       Memperhatikan pesan Buhairah itu, Abu Thalib memperpendek kunjungannya ke syiria, ia segera pulang kembali ke Makkah.

                   
                                       #Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat. #
     
                                                            TERIMA KASIH 👍


                     
   

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html